Friday, October 19, 2018

Sedekah Laut & Gandrung Sewu Ditolak, Kemenpar Harus Bersikap


Jakarta - Belum selesai polemik sedekah laut, ada lagi penolakan pada Festival Gandrung Sewu. Kemenpar harus segera bersikap.

"Kemenpar harus melindungi, memperbarui bila perlu bahkan memberi insentif untuk mengembangkan event budaya," kata Pakar Antropologi UI Jajang Gunawijaya kepada detikTravel di kampus FISIP Universitas Indonesia, Depok, Jumat (19/10/2018).

Menurut Jajang, tidak semua tradisi budaya bisa dikembangkan menjadi event pariwisata. Ada beberapa event budaya yang dilakukan pemeluk kepercayaan dan sifatnya sakral, tentu itu jangan diusik.

"Tanya, boleh nggak dibuka untuk pariwisata? Kalau memang tidak, harus tertutup, ya jangan," jelas pria yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Penelitian Pengembangan Sosial Politik (LP2SP) FISIP/ Kabid Soshum Vokasi UI ini.

Acara sedekah laut punya potensi wisata yang besar. Festival Gandrung Sewu malah sudah masuk kalender event pariwisata nasional. Dampak pariwisata jelas nyata adanya. Oleh karena itu menurut Jajang, Kemenpar punya peranan besar.

"Kemenpar harus inventarisir event budaya di Indonesia baik masyarakat pesisir dan pedalaman, lalu dilihat mana yang bisa kembangkan untuk pariwisata," jelas Jajang.

Sebelumnya, ada lagi penolakan terhadap tradisi budaya tradisional. Setelah ada penolakan terhadap sedekah laut di Bantul, kini ada lagi penolakan terhadap Festival Gandrung Sewu 2018.

Penolakan ini dilakukan oleh DPW FPI Banyuwangi. Meski begitu, panitia tetap akan melanjutkan acara yang sudah digelar 7 tahun berturut-turut itu.

No comments:

Post a Comment